Kamis, 07 Juni 2012

Perbedaan IMUNITAS BAWAAN DAN IMUNITAS ADAPTIF

Sistem imun tidak memiliki tempat khusus dalam tubuh manusia dan tidak dikontrol oleh organ pusat seperti otak. Sel-sel tertentu berperan sebagai pasukan pertahanan untuk memerangi penyusup atau benda asing yang masuk ke tubuh yang berpotensi menimbulkan gangguan pada tubuh. Sel-sel dalam sistem imun menghasilkan antibodi yang akan mengenali antigen dari benda asing atau mikroorganisme patogen.

SISTEM IMUN BAWAAN
• Macrophage, sel dendritik, NK sel, Neutrofil, Eosinofil, sel Mast
• Pada awal infeksi untuk menghancurkan virus, mencegah atau mengendalikan infeksi
• Eksposur menyebabkan respon maksimal segara, berlangsung cepat
• Tidak ada memori imunologikal
• Respon tidak spesifik, umumnya efektif terhadap semua mikroba
• Spesifik untuk molekul dan pola molekular berhubungan dengan pathogen

SISTEM IMUN ADAPTIF
• Limfosit B (sel B) dan Limfosit T (sel T)
• Melanjutkan, termasuk pada virus bervariasi, bergantung pada virulensi virus, dosis infeksi dan jalur masuknya virus
• Perlambatan waktu antara eksposur dan respon maksimal
• Eksposur menyebabkan adanya memori imunologikal
• Respon spesifik patogen dan antigen, Spesifik untuk mikroba yang sudah mensintesa sebelumnya
• Sangat spesifik, mampu membedakan perbedaan minor dalam struktur molekul, detail struktur mikroba atau non mikroba dikenali dengan spesifitas tinggi.

MEKANISME PENGENALAN ANTIGEN PADA RESPON IMUNITAS BAWAAN
Pathogen dapat masuk ke dalam tubuh melalui lapisan mucosal (jalan pernapasan, sal.pencernaan, sal.reproduksi) dan eksternal epithelial (kulit, melalui luka dan gigitan serangga). Akan tetapi tubuh memiliki barier/pertahanan awal. Yaitu secara Mekanikal (sel epitel, silia), Kimiawi (asam lemak, PH rendah, enzyme) dan secara Mikroblial (flora normal pd kulit dan pencernaan). Semuanya berfungsi agar pathogen tidak masuk. Biasanya pathogen masuk, menempel dan membentuk koloni. Barier diatas untuk mencegah patogen membentuk koloni. Bilamana pathogen bisa melewati barier-barier tersebut, maka tubuh memiliki pertahanan yang berikut yaitu pathogen akan berhadapan dengan Makrofag, Dendritic sel, Complement System dan Natural Killer Cell. Masing-masing akan mengenali pathogen yang berbeda.

Reseptor yang terdapat pada sistem imun bawaan, adalah PRRs (Pattern Recognition Receptor). Reseptor ini yang akan mengenali pola-pola tertentu yang ada pada pathogen. Reseptor ada pada makrofag dan dendritic sel karena mereka yang pertama kali bertemu dengan pathogen.
Makrofag dikenal sebagai profesional fagositik selain fungsi sebagai APC (Antigen Presenting Cell). Dendritik sel merupakan professional sebagai Antigen Presenting Cell yang juga berperan bersama makrofag dalam fagositosis. Oleh karena itu, makrofag dan dendritic sel dilengkapi oleh berbagai macam reseptor untuk mengenali sel tubuh sendiri atau sel dari pathogen-pathogen yang bermacam-macam. Adapun reseptornya adalah, scavenger reseptor, mannose reseptor, toll like reseptor(signaling reseptor) dan CD14/LPS reseptor.

Manose Binding Lectin mengenali permukaan bakteri. Signaling reseptor, yaitu toll like reseptor terutama untuk LPS, yang akan berikatan dengan LBP dan akan mendekati CD14, interaksi ini akan mengaktifkan NF kappa B, yang merupakan fc transkripsi, yang akan menghasilkan sitokin. Ada 13 toll like reseptor, yang spesifik TLR3,7,9 yang mengenali virus, terletak didalam endosom, yang lainnya terletak dipermukaan. Masing2 TLR berbeda fungsinya didalam mengenali antigen yang sesuai dengan reseptornya. Seperti virus, bakteri, fungi, protozoa. TLR juga bisa mengaktifkan interferon.

Makrofag, yang ada dijaringan, bila ada infeksi, makrofag akan teraktivasi, melakukan endositosis, degradasi enzimatik, dan melepaskan kemokin, sitokin. Makrofag nantinya meng-engulf pathogen, dan di digest dengan cara nitric oxide (sering). Kemudian menghasilkan sitokin, kemokin dan lipid mediator, yang semuanya bisa mendatangkan terjadinya inflamasi. Memanggil netrofil, monosit. Adapun reaksi Inflamasi diperlukan oleh tubuh, sebagai warning system dan untuk melokalisasi infeksi.
Complement System. Dibagi dgn 3 cara yaitu Classical pathway, Lectin (mannose binding) pathway dan Alternative pathway. Ketiga rute ini akan menghasilkan 3 efek yaitu opsonisasi (suatu komponen menjadi lebih mudah untuk difagosit), inflammatory molecule dan membrane attack complex (membuat lubang). Classical pathway, aktivasinya antara antigen dan antibody, lectin pathway, dengan perantaraan karbohidrat, alternative pathway caranya langsung pada pathogen. Intinya pada molekul C3 convertase.
Natural Killer Cell. Adalah bagian dari sistem imun bawaan tapi khusus untuk sel yang terinfeksi virus. NK T sel untuk sel yang mengalami keganasan (Sel tumor). Makrofag dan komplemen sistem lebih kearah bakteri, fungi, dll. NK cell professional ke virus.

NK sel mengenali sel mana yang terinfeksi dan mana yang sehat. Ada kerja dari KIR (killing inhibitory reseptor) dan KAR (killing activating reseptor).Pada sel normal, MHC1 mengenali killing sel imunoglobulin like reseptor /KIR, maka sel yg tadi dikenali tidak akan dibunuh oleh NK sel. Karena ada MHC1 maka KIR teraktivasi.

Pada kondisi yang lain, sel mengalami infeksi virus, akan menghambat supaya antigennya tidak dipresentasikan. Maka MHC1 tidak muncul dipermukaan. Bila MHC1 tidak ada, KIR menyala, dan sel akan dibunuh oleh NK sel. MHC1 juga bisa berubah. Akan tetapi nantinya tetap tidak dikenali oleh KIR, maka akan dibunuh oleh NK sel.

Referensi :
Murphy, K., Traver, P., Walport, M., 2008, Janeway’s Immunobiology, Seventh Edition, Garland, Science, New York.
Bratawidjaja, KG., 2009, Imunologi Dasar, Edisi VIII, FK UI, Jakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/Imunitas

Sumber:

1 komentar:

  1. Merkur Futur Adjustable Safety Razor - Sears
    Merkur Futur deccasino Adjustable Safety Razor is the perfect worrione.com balance of performance, safety, and comfort. Made https://septcasino.com/review/merit-casino/ in 출장안마 Solingen, Germany, this razor has herzamanindir a perfect balance of

    BalasHapus